Rabu, 14 Desember 2016

Beban Gempa untuk Perencanaan Struktur (Berdasarkan SNI 1726:2012)

Wilayah Indonesia sebagian besarnya merupakan wilayah dengan tingkat kerawanan gempa yang tinggi. Terkait dengan kondisi alam ini, diberlakukan suatu pedoman perencanaan/pelaksanaan sistem struktur yang diharapkan dapat mengantisipasi beban gempa, yaitu SNI 1726:2012. Standar ini diharapkan menyempurnakan pedoman sebelumnya yang telah diberlakukan yaitu SNI 1726:2002. Perhitungan beban gempa dapat dilakukan dengan metode analisis statik equivalen, analisis respon spektrum, ataupun analisis riwayat waktu (time history).

Gambar Grafik Respon Spektrum dan Distribusi Beban Gempa (Fx) tiap Lantai

Selain menentukan kelas situs, perhitungan percepatan gempa harus terlebih dahulu menentukan S1, Ss, Fa, dan Fv. Nilai S1 dan Ss diambil berdasarkan peta gempa, sedangkan nilai Fa dan Fv diambil berdasarkan tabel koefisien lokasi yang ada di SNI 1726:2012. Beban gempa selanjutnya dihitung hingga mendapatkan nilai Fx, nilai Fx tiap lantai inilah yang memiliki nilai berbeda dan didistribusikan sebagai beban laeral perlantai.